Senin, 29 September 2014
Sabtu, 20 September 2014
Minggu, 30 Maret 2014
Seminar Bisnis Online dan Internet Sehat Produktif
Kegiatan Remaja Pondok Wali Barokah Kediri mengikuti Seminar Bisnis online Internet Sehat Produktif.
Sabtu, 01 Mei 2010
LIMA PERILAKU MENJENGKELKAN
VIVAnews - Memiliki rekan kerja atau mitra dengan perilaku menyebalkan terkadang sangat tidak menyenangkan. Berkomunikasi atau bekerja sama dengan mitra kerja seperti itu menjadi pilihan terakhir dalam pikiran Anda.
Perkataan yang dilontarkan rekan atau atasan seringkali membuat tersinggung meski Anda telah melakukan tanggung jawab dan kewajiban. Kesalahan kecil saja, membuat atasan langsung menegur Anda. Atau, bisa juga rekan kerja meminta Anda melakukan sesuatu seperti layaknya seorang bos.
Seperti dikutip dari the Frisky, pakar kepemimpinan dan psikolog Sylvia LaFair membuka alasan di balik perilaku menjengkelkan rekan kerja. Menurutnya, perilaku menyebalkan di kantor berakar dari pengalaman yang dialami pada masa kanak-kanak.
Sylvia menawarkan teknik baru untuk mengidentifikasi asal-usul perilaku kerja yang buruk dan meredakan kebiasaan berbahaya tersebut. Langkah pertama mengidentifikasi pola kerja yang tak berfungsi di kantor. Setelah itu, lakukan perubahan secara menyeluruh.
Buku karangan Sylvia LaFair, 'Don’t Bring It To Work' menjelaskan beberapa jenis disfungsi prilaku dalam kerja serta penyebab luka dari masa kecil mereka.
1. Penganiaya (Persecutor)
Orang jenis ini tak segan mengatur hal-hal kecil dan memperhatikan pelanggaran-pelanggaran orang lain. Beberapa cirinya adalah email pasif-agresif yang cenderung menyalahkan orang lain.
Mengapa terjadi? Orang seperti ini tumbuh dengan pelecehan atau pengabaian dari orang tua.
2. Pura-pura (Denier)
Karyawan tipe ini tidak realistis dan berpura-pura tidak ada masalah dalam pekerjaan atau kondisi kantor. Saat keuangan kantor mengalami kerugian dan krisis berat, pendapat sebagian besar orang adalah "Perusahaan akan bangkrut". Mereka akan keukeuh dengan ucapan, "Akan ada bonus untuk semua orang!"
Kemungkinan terbesar dari tipe orang ini adalah mereka berasal dari keluarga yang takut membicarakan hal-hal tidak menyenangkan.
3. Penghindar (Avoider)
Dia adalah orang pertama yang menghindari atau keluar kantor setiap kali akan berlangsung rapat yang akan menyampaikan 'berita buruk' atau menjelang deadline. Sebabnya, di masa kanak-kanak, orangtua mereka terlalu menghakimi atau tidak memiliki hubungan kuat dengan orang tua.
4. Si Berprestasi (Super Achiever)
Orang seperti ini mendorong diri agar terus unggul dalam segala hal. Mereka memimpikan untuk selalu meraih keuntungan bagi dirinya. Orang seperti ini akan merasa gagal jika ada hal yang menyiratkan bahwa mereka telah melakukan kesalahan. Jadi, sekuat tenaga, tipe seperti ini akan berusaha membuat orang lain terlihat buruk.
Di masa kecil, biasanya orang seperti ini memiliki pengalaman rasa malu atau tragedi dalam keluarga. Maka, mereka berusaha menebusnya dengan segala cara.
5. Martir
Orang ini melakukan pekerjaan semua orang. Mereka datang lebih awal setiap hari dan bekerja lembur setiap malam. Mereka juga bangga dan selalu menceritakannya kepada semua orang.
Alasan utama dari prilaku pekerja jenis ini adalah semasa kecil mereka mencoba untuk menyenangkan orangtua yang tidak menyukai impian mereka.
Apakah salah satu jenis terdengar akrab bagi Anda?
Senin, 15 Maret 2010
kegiatan GIS di kediri
Kegiatan GIS(Gerakan Internet Sehat) di kediri berlangsung mulai tanggal 14 maret 2010 sampai 16 maret 2010, kegiatan ini diselenggarakan oleh LDII bekerjasama dengan MUI jatim dan DINAS KOMINDO jatim. kegiatan ini bertujuan agar para pengguna internet di Indonesia terutama di Jatim bisa menggunakan internet dengan lebih baik dan lebih optimal, internet digunakan tidak hanya untuk senang-senang saja tetapi juga bisa digunakan untuk berbisnis.
Minggu, 14 Maret 2010
proses kedewasaan
Secara normal tubuh manusia akan tumbuh mulai dari kecil sampai menjadi besar, tetapi proses kedewasaan setiap manusia kadang berbeda-beda, ada manusia yang bertubuh kecil tapi sudah memiliki kedewasaan yang lebih dan adapula yang bertubuh besar tapi tingkah lakunya masih seperti anak-anak. Cara melihat kedewasaan seseorang dengan melihat tingkah laku dan cara dia menghadapi suatu masalah.
Semakin banyak masalah yang dihadapi seseorang maka kedewasaan seseorang itu akan tumbuh baik, dan bisa lebih bijaksana.
Semakin banyak masalah yang dihadapi seseorang maka kedewasaan seseorang itu akan tumbuh baik, dan bisa lebih bijaksana.
Sabtu, 13 Maret 2010
Langganan:
Postingan (Atom)